Senin, 13 Februari 2012

Menjadi Seniman Barongan Prosesny dimulai Nyantrik Dahulu


Menjadi Seniman Barongan Prosesny dimulai Nyantrik Dahulu

BLORA – Menjadi seniman barongan tidak serta merta bisa atau hanya karena punya darah seni tradisional tersebut dari pendahulunya, baik bapak atau kakek-kakeknya. Butuh proses panjang. Dimulai dari 'nyantrik' dulu kepada seniman senior yang menjadi idolanya.
Paling tidak, itulah proses yang dilalui oleh pembarongan (seniman barongan) yang tergabung di Risang Guntur Seto pimpinan Adi Wibowo. Ia mengutarakan, proses nyantrik pun membutuhkan waktu yang cukup lama. ''Proses menjadi cantrik sebelum terjun jadi pembarong membutuhkan waktu yang cukup lama,'' kata Adi Wibowo kmaren, minggu, 15 Januari 2012.
Sarwiyanto (52), salah satu anggota Risang Guntur Seto mengutarakan, ia telah belajar barongan dengan nyantrik kepada seniman barongan di Kelurahan Kunden waktu itu sejak masih kecil. ''Saya mbarong sudah lebih dari 35 tahun. Mulai dari barongan yang dibuat dari karung goni hingga barongan terbuat dari kain seperti sekarang,'' ceritanya. ''Dulu mulai nyantrik sekitar umur 10 tahun, namun baru mulai ikut mbarong sejak 17 tahun,'' lanjutnya.
Tak hanya pembarong, pengrawit pun juga melalui proses nyantrik sebelum bergabung dengan group barongan. Supandi (56), ikut menjadi pengrawit sejak 22 tahun. ''Tapi belajarnya sejak masih kecil, waktu itu masih belasan tahun umur saya,'' kenangnya.
Tanamkan Mental
Proses nyantrik baik pembarong maupun pengrawit ini juga diakui kru Risang Guntur Seto lain. Subandi, misalnya, yang memegang alat musik demung di group barongan yang sudah berprestasi hingga level internasional ini.
Nuryanto mengungkapkan hal senada. Di Risang Guntur Seto ia memegang demung. ''Kebetulan sejak kecil saya memang suka karawitan,'' ujar pria kelahiran 30 tahun silam.
Budiono, pemegang Kendang, juga mengutarakan hal yang tidak jauh berbeda. ''Saya mulai belajar sejak kecil, yakni sekitar umur delapan tahun. Waktu itu saya belum disunat,'' katanya sembari tersenyum.


Dari proses panjang seniman barong baik yang jadi pembarong maupun pengrawit, memiliki tujuan yang jelas, yaitu memunculkan roh seni barong sejak awal. ''Jadi sewaktu terjun sudah benar-benar jadi,'' terang Didik. Sedang untuk mengetahui para calon generasi pembarong yang ikut nyantrik kepada seniman senior, yaitu bisa dilihat dari mental saat pentas atau manggung. ''Proses regenerasinya terjadi secara alamiah setelah nyantrik. Kalau belum siap benar secara mental, seseorang yang telah lama nyanttrik pun akan grogi,'' jelasnya.

Ya, proses menjadi pembarong memang tidak sesederhana yang dibayangkan. Tidak serta merta jadi. Harus melalui proses yang sangat panjang. ''Nyantrik dulu, mbarong kemudian,'' tegas Didik. (humas blora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar