Senin, 13 Februari 2012


Berita Utama

08 Agustus 2010

34 Kabupaten/Kota Meriahkan Parade Seni

SEMARANG - Sebanyak 34 kabupaten/kota ikut memeriahkan Parade Seni Budaya Jateng 2010, bertema ”Kenali, Cintai Jateng, Alam dan Budayanya”, yang digelar di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Semarang kemarin (7/8).

Event seni budaya tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Jadi Ke-60 Provinsi Jateng. Mulai sekitar pukul 14.30, kelompok seni budaya dari seluruh kabupaten/ kota, kecuali Surakarta, telah memenuhi ruas jalan depan gubernuran tersebut.

Sembari bersiap di urutan masing-masing, setiap kelompok seni budaya itu mulai unjuk kebolehan dengan penampilan seni tari yang mereka bawakan secara bebas. Aksi tersebut menarik perhatian masyarakat pengunjung untuk mendekat. Jalan Pahlawan pun kian padat dan ramai oleh musik tradisional yang mengiringinya.

Sebelum acara resmi dibuka gubernur, guyuran hujan yang tiba-tiba datang sempat membuat peserta dan masyarakat menepi untuk berteduh. Namun, kemeriahan parade seni budaya yang digelar tahunan itu, tak juga surut.

Penampilan seni musik tradisional di atas panggung di depan kantor gubernur seakan menjaga euforia yang terbangun sejak awal mereka mainkan. Sementara, sebuah baliho tentang parade tersebut, sebesar dua kali pintu rumah, sempat roboh akibat hujan disertai angin. Beruntung, karena kejadian itu tidak menimbulkan korban.

Penampilan memukau kelompok seni Ronggeng Manis Banyumas yang lincah dan gesit, mendahului arak-arakan peserta parade tersebut. Menyusul, peserta urutan pertama, yaitu Tari Rampak Puronggo Gimbal dari Kabupaten Wonosobo, yang merupakan produk seni asli masyarakat dieng Wonosobo, dengan ciri khas rambut gimbalnya.

Penampilan selama tiga menit di depan panggung itu disusul kesenian Gugur Gunung khas Purworejo, yaitu seni tari perpaduan dari Ndolalak dan Kuda Lumping. Dengan kostum warna cerah, peserta juga tampil selama tiga menit di depan panggung untuk mendapat penilaian dari gubernur.

Penampilan dengan menonjolkan potensi masing-masing daerah menjadi cirikhas parade tersebut. Selain karakter gimbal dari Wonosobo dan nuansa syukur atas kesuburan alam dari peserta Purworejo, potensi daerah juga ditampilkan peserta lainnya. Antara lain, Kota Semarang dengan Seni Prajuritannya, Demak dan Kudus dengan penampilan Seni Rebana dan Gendang sebagai aktualisasi etos ibadahnya, dan Klaten yang terkenal dengan hasil kerajinan lurik dan payung pun menonjolkan dua produk itu dalam Seni Luyung (Lurik dan Payung), yang ditampilkannya.

Di sela-sela event itu, Jarwo Susilo, peserta dari Kabupaten Wonogiri, dengan kostum warna coklat keemasan ala seorang raja mengatakan, keterlibatannya dalam parade sebagai bentuk kepedulian terhadap seni budaya Jateng. Perasaan senang pun tergambar dari senyum lebar di wajahnya, saat ditemui di antara arak-arakan kemarin.

Demikian halnya dengan pengunjung parade asal Jepara, Aryadi (40), yang datang bersama istri dan anaknya, mengaku sebagai warga dia merasa harus memberikan dukungan. Dia berharap, secara riil pemerintah Jateng harus bekerjasama dengan pihak-pihak terkait di setiap kabupaten, memberikan pembinaan langsung kepada komunitas dan masyarakat seni budaya.

Senada, pegawai swasta asal Semarang Timur, Anita (25) yang mampir dari tempat kerjanya, menuturkan, harusnya Jateng bisa lebih sering mengadakan event semacam itu. Pasalnya, adanya event itu akan memacu perkembangan seni budaya, terutama seni tradisional. ”Menurut saya, seharusnya seluruh Jalan Pahlawan ini bisa dimanfaatkan lebih maksimal. Ini hanya ngeblog saja di depan gedung gubernuran sehingga masyarakat agak kesulitan menikmatinya,” ujarnya.

Gubernur Bibit Waluyo, dalam sambutannya sebelum acara resmi dibuka, mengatakan melalui Parade Seni Budaya, kepribadian Jateng akan semakin kokoh. Selain itu, parade tersebut juga bermanfaat sebagai sarana pendidikan dan hiburan, terlebih, akan menjadi daya tarik wisatawan. (K33-44)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar